Kopi adalah minuman yang paling akrab bagi seluruh kalangan masyarakat. Olahan kopi telah dibuat dan disajikan dari generasi ke generasi. Pada masa lalu diolah secara sederhana dan konvensional sementara saat ini diolah dengan cara yang lebih modern atau menggunakan media teknologi rosting dan sebagainya. Begitu juga penyajiannya, dulu dilakukan secara tradisional dan hari ini ada berbagai bentuk dan cara penyajian yang sangat baru dan modern.
Panitia
Pelaksana Festival Budaya dan Pagelaran Seni Musik Tradisional yang
diselenggarakan oleh Tbm Rumah Nalar mengisi kegiatan dengan Literasi
Pengolahan dan Penyajian Kopi secara Tradisional sebagai muatan warisan budaya
lokal. Pada kegiatan Akkero Kopi ini hingga penyajiannya melewati beberapa
proses sebagai berikut:
Ø Akkero Kopi adalah kegiatan menyangrai biji
kopi |
Ø Addengka Kopi adalah kegiatan menghaluskan
Kopi yang telah disangrai menjadi bubuk |
Ø Appallu Kopi adalah merebus air yang diberi
bubuk kopi |
Ø Anginung Kopi atau minum kopi secara
tradisional yang disajikan dalam gelas dengan menyiapkan kepingan gula aren
pada wadah yang terpisah |
Puang Hasiming (Warga Dusun Batang-batang Desa Anrang) sebagai ahli kopi tradisional yang hadir dilokasi kegiatan menunjukkan secara langsung bagaimana menyangrai kopi dengan baik (menggunakan media Pammuttu tanah) yang disangrai dengan api sedang menggunakan Dapo’ yang bahan bakarnya adalah kayu kering.
Langkah selanjutnya adalah mendinginkan kopi yang baru disangrai sejenak lalu ditumbuk (dihaluskan) menggunakan Alu dan Assung (Lesung kayu). Setelah kopi dihaluskan lalu kita ditunjukkan bagaimana cara membuat dan menyajikan kopi. Peserta diminta merebus air lalu ditambahkan kopi secukupnya. Terakhir adalah disajikan.
“Rasanya
sangat nikmat, alami dan aromanya sangat pas”. Komentar Wahyu yang menyerup
kopi yang telah disajikan untuk peserta kegiatan.