Saat diskusi dengan salah satu Guru
di MTsS Tonrong, Amri Yunus, S.Pd mengetakan Minat belajar siswa di Madrasah kurang, bahkan
sangat kurang. Cerminannya adalah anak-anak masalah ketika berurusan dengan
kegiatan belajar seperti saat ada tugas dari guru atau semangatnya terlihat
kurang. Masalah lain yang dinilai menjadi kausal dalam kegiatan madrasah ini
adalah siswanya Lebih banyak bermain, lebih fokus ke HP.
Tentang apa yang pernah dikeluhkan
guru garis besarnya seperti berikut:
Keluhan Guru |
|
Poin yang diharapkan Solusi |
1. Siswanya
Malas Belajar padalah semua metode pembelajaran sudah dilakukan mulai dari
ceramah, diskusi, tanya jawab, eksperimen atau praktik langsung, dll. |
|
·
Guru Piket dibentuk untuk menghendel anak-anak. Dikontrol oleh
guru untuk memastikan kegiatan belajarnya berjalan baik. ·
Kepala Madrasah : “mesti ada sesuatu yang baru yang diminati
oleh siswa” ·
Kita butuh kegiatan ektrakurikuler untuk pengembangan bakat
dan minta serta kemampuan siswa. ·
Kita bisa membina mereka melalui kegiatan ektrakurikuler |
2. Tidak
bisa dikontrol, |
||
3. Responden.
Kurang yang tertarik sekolah disana. |
||
4. Sarana
dan Prasarana Sekolah masih butuh ditingkatkan |
||
5. Pengenalan
Teknologi Informasi dan Komunikasi masih terbatas. Kekurangannya adalah,
tidak ada komputer |
||
6. Kegiatan
ekstra kurikuler hanya ada 1, yaitu pramuka |
Masalah ini juga dikomunikasikan pada salah satu Pemuda Desa Anrang yang saat ini berada di Negeri Kangguru Australia, Kepada Erwin Rusli Rappe setelah disampaikan beberapa hal tentang kondisi Madrasah mengatakan : Karang Taruna Pernah mengadakan Mathmatic English Study Club saat negeri ini dilanda wabah Covid -19 (2019-2021)dimana saat itu dilarang pertemuan tatap muka oleh pemerintah. Menyikapi kondisi itu, Karang Taruna membuat pertemuan terbatas yang tetap mematuhi protokoler kesehatan agar belajar dilakukan dengan tatap muka agar transfer pengetahuan dari guru ke mentor lebih baik. Lokasi belajar juga menyesuaikan tempat dimana saat itu yang dipilih adalah ruang terbuka dengan konsep outdoor. Mari kita mengadopsi hal yang serupa untuk mencoba kembali menerapkannya di di Madrasah, ungkapnya!
Madrasah hari memiliki potensi yang
cukup baik dimana mulai dari pimpinan hingga guru sudah lengkap dan profesional,
terdapat kelas yang cukup memadai yang didukung oleh sarana penungjang seperti;
Lab IPA, Kantin, Perpustakaan, UKS, Kelas sebanyak 3, Ruang Guru, Lapangan
Sekolah, Mushollah dll. Disamping itu, jika diperkuat dengan jaringan luar
seperti Karang Taruna,
Penggerak Litarasi seperti Rumah Nalar
dengan paduan konsep belajar luar sekolah barang kali akan meningkatkan gairah
belajar siswa. Itu karena dilakukan dengan model tadabbur alam dan memberikan
kebebasan berekspresi untuk siswanya.