Hari Bumi bukan sekadar seremonial tahunan. Ia adalah panggilan nurani bagi kita semua untuk kembali peduli, kembali merawat rumah besar kita: Bumi. Sebab sejatinya, bumi tidak butuh kita. Kitalah yang butuh bumi. Tanpa udara bersih, air yang jernih, dan tanah yang subur, hidup akan kehilangan pijakan.
Di tengah perubahan iklim yang kian terasa, kita diingatkan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Memilah sampah, mengurangi plastik sekali pakai, menanam pohon, dan menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk cinta paling nyata kepada bumi.
Kita harus menyadari bahwa generasi mendatang bergantung pada pilihan kita hari ini. Apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan wajah bumi puluhan tahun ke depan. Menjaga bumi bukan hanya tugas ilmuwan atau aktivis lingkungan. Ini tugas kita semua. Karena bumi adalah amanah. Titipan yang harus dijaga dengan hati-hati, bukan untuk dieksploitasi semata.
Bertepatan dengan peringatan Hari Bumi, TBM Rumah Nalar akan melakukan kampanye “Jaga Lingkungan, Jaga Masa Depan” yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk:
-
Mengurangi penggunaan sampah plastik, terutama di lingkungan anak-anak dan kegiatan komunitas,
-
serta menggelar aksi penanaman bibit pohon bersama anak-anak dan relawan.
Kami percaya bahwa anak-anak bukan hanya penerima warisan bumi, tapi juga bisa menjadi penjaga alam sejak dini. Menanam pohon bersama mereka bukan hanya menanam harapan, tetapi juga memperkenalkan cinta terhadap lingkungan sejak usia dini.
“Saya dulu berpikir menjaga bumi itu urusan orang besar. Tapi setelah ikut kegiatan Rumah Nalar, saya tahu kalau anak-anak juga bisa. Saya sudah tanam pohon jambu dan berjanji akan merawatnya.”– Aqila, 10 tahun,
Bumi adalah rumah kita bersama. Mari kita jaga, kita rawat, dan kita cintai, mulai dari lingkungan paling dekat. Karena ketika kita menjaga bumi, sejatinya kita sedang menjaga kehidupan itu sendiri.