Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mendampingi Lokakarya Balla’ta: Mengarsip Sejarah Pangan dan Merancang Masa Depan Pertanian Alami

Minggu, 02 November 2025 | November 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-02T11:13:21Z

 



Selama dua hari, 1–2 November 2025, kami berkesempatan membersamai kegiatan Lokakarya Balla’ta yang dilaksanakan di Campulea, Desa Anrang. Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama lintas generasi untuk merekam jejak pangan lokal sekaligus merancang langkah nyata menuju pertanian alami yang berkelanjutan.

Hari pertama mengusung tema “Mengarsip Sejarah Pangan & Migrasi.” Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan pengantar tujuan lokakarya, dilanjutkan dengan sesi ice breaking agar suasana peserta lebih akrab.
Kami kemudian memfasilitasi diskusi mendalam tentang perubahan pertanian, migrasi, dan dampak krisis iklim. Peserta diajak melakukan pemetaan pangan dan benih lokal dengan menandai wilayah-wilayah penting di peta. Sesi dilanjutkan dengan berbagi cerita bersama para tetua kampung, di mana pengetahuan lama tentang pola tanam dan migrasi direkam sebagai arsip berharga. Hari pertama ditutup dengan penyusunan kronologi perubahan pangan dan migrasi yang menjadi dasar refleksi bersama.

Hari kedua berfokus pada tema “Praktik & Inspirasi Pertanian Alami.” Bersama Teras Tani Alami, binaan Komunitas Pertanian Alami Salassae, peserta mengikuti praktik langsung pembuatan pupuk hayati dan pengendalian hama organik.
Kami memastikan semua peserta terlibat aktif dalam proses ini, sebelum kemudian memfasilitasi diskusi tentang strategi adaptasi terhadap krisis iklim dan masa depan desa.
Di akhir sesi, peserta menyusun rencana tindak lanjut dan pembentukan kelompok belajar Balla’ta, sebagai langkah nyata melanjutkan pembelajaran di tingkat komunitas.

"Saya mendapatkan pengetahuan baru yang begitu banyak melalui kegiatan lokakarya ini. Infromasi dari peserta begitu banyak dan saya pikir ini penting untuk didokumentasikan dan dibukukan agar tidak hilang oleh masa". Ungkap Riris, Pendamping Buruh Migran 

Dua hari tersebut menjadi pengalaman yang mempertemukan pengetahuan lokal, semangat muda, dan kesadaran ekologis dalam satu ruang belajar yang hidup — ruang yang menumbuhkan harapan bagi kemandirian pangan dan keberlanjutan desa.

×
Berita Terbaru Update